Usai kapal Ciremai, PELNI rombak kapal Sinabung Posted: 29 Mar 2013 03:47 AM PDT Usai kapal Ciremai, PELNI rombak kapal Sinabung JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) terus berupaya memaksimalkan pendapatan perusahaannya dari jasa layanan kapal barang. Setelah kapal motor (KM) Ciremai yang dimodifikasi jadi kapal barang, KM Sinabung menyusul untuk dirombak. Daniel Bangonan, Direktur Operasi PELNI mengatakan KM Ciremai dan KM Sinabung sedang dalam proses modifikasi kapal. "KM Ciremai akan selesai pada Juli 2013 dan Sinabung tahun depan selesai," ujarnya kepada wartawan di Gedung Dewan Pers, Kamis (28/3). Daniel menjelaskan, sebelumnya kedua kapal itu adalah kapal khusus angkut penumpang. Dengan modifikasi yang dilakukan, KM Ciremai dapat mengangkut kargo sebanyak 60 TEUS, dan KM Sinabung 50 TEUS. Untuk proyek modifikasi kapal KM Ciremai itu, perusahaan menghabiskan dana senilai Rp 78 miliar. Dia bilang, proyek pmodifikasi kapal merupakan proyek strategis perseroan untuk mengurangi kerugian karena berkurangnya jumlah penumpang. Sebelumnya, perseroan juga telah modifikasi KM Dempo yang resmi beroperasi sebagai September 2008 lalu, diikuti oleh KM Dobon Solo yang beroperasi tahun 2010. |
Kapal Motor Pulau Baru terbakar di Dermaga Kalimas Posted: 29 Mar 2013 03:45 AM PDT Kapal Motor Pulau Baru terbakar di Dermaga Kalimas Surabaya (ANTARA News) - Kapal Motor Pulau Baru terbakar di Dermaga Kalimas, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada Jumat.
"Kami menerima laporan kebakaran terjadi sekitar pukul 09.45 WIB. Saat ini sudah dipadamkan dan dilakukan pembasahan," kata Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Lily Djafar, di lokasi kejadian.
Polisi belum bisa memastikan penyebab kebakaran namun ada dugaan penyebabnya hubungan arus pendek yang terjadi di sekitar kamar mesin.
Menurut Lily, polisi menerima laporan bahwa sumber api berasal dari kamar mesin.
"Petugas pemadam kebakaran cepat datang dan berhasil memadamkan api, sehingga tidak merembet ke bagian lainnya. Kebetulan juga hujan turun sangat deras, sehingga membantu proses pemadaman," katanya.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran milik PT Pelindo juga dikerahkan untuk mengatasi kebakaran kapal yang tidak menyebabkan korban jiwa itu.
Kapal Motor Pulau Baru tiba dari Kumai dan melakukan bongkar muat tiang pancang di Dermaga Kalimas. Namun tiba-tiba asap hitam pekat membumbung dari kamar mesin, membuat anak buah kapal panik.
Salah satu anak buah kapal, Hendra, mengaku melihat asap hitam dan melaporkan ke rekan-rekannya namun dia tidak tahu pasti darimana asalnya.
"Tiba-tiba ada asap hitam dari ruang kemudi. Saya dan teman-teman berusaha memadamkan dan ada yang lapor petugas," katanya. |
Sembilan Fakta Terjadinya Tragedi Titanic Posted: 29 Mar 2013 03:43 AM PDT Sembilan Fakta Terjadinya Tragedi Titanic APRIL ini, tepat 100 tahun tenggelamnya kapal pesiar mewah Titanic. Seabad lalu, kapal yang berlayar dari Southampton menuju New York tersebeut tenggelam di perairan Atlantik Utara akibat menabrak gunung es, dan menenggelamkan 1.514 dari 2.224 orang yang ada di atasnya. Apakah gunung es merupakan satu-satunya penyebab tenggelamnya Titanic? Simak ulasannya berikut ini, seperti dikutip dari MSNBC, Selasa (3/4): 1.Iklim Menyebabkan Banyak Potongan Gunung Es di Tengah Laut Kondisi cuaca di Atlantik Utara membuat banyak potongan gunung es besar mengapung dari iklim yang lebih hangat di perairan Gulf Stream. Ini sangat tidak menguntungkan bagi kapal yang sedang berlayar di perairan tersebut. 2.Arus pasang mengirim gunung es ke arah selatan Bulan lalu, para astronom di Texas State University mencatat bahwa apabila matahari, bulan, dan bumi dalam posisi yang selaras, ini dapat menyebabkan gelombang pasang tinggi. Hal inilah yang terjadi pada 1912 ketika Titanic tenggelam. Arus laut membawa gunung es yang terjebak di Laut Labrador ke perairan yang dilalui kapal Titanic. 3.Kapal Bergerak Terlalu Cepat Para ahli Titanic mengatakan bahwa kapten kapal pada saat itu, Edward J Smith, bertujuan untuk menandingi kecepatan kapal pesiar Olympic, armada yang berada dalam satu perusahaan pesiar yang sama dengan Titanic. Fakta bahwa Titanic sedang berlayar dengan kecepatan penuh meski sudah mengetahui ada gunung es yang menunggu di depannya adalah kesalahan fatal. 4.Peringatan Gunung Es Diabaikan Awak kapal Titanic menerima peringatan mengenai adanya gunung es melalui handie-talkie, namun diindikasi tidak diteruskan oleh operator radio ke Kapten Smith yang bertugas. Hal ini karena peringatan tersebut ditafsirkan tidak berbahaya dan mendesak. 5.Sekoci yang Ada Terlalu Sedikit Kesalahan terbesar yang menyebabkan tragedi Titanic menewaskan begitu banyak penumpang dan awak kapal adalah sangat kurangnya sekoci atau kapal penyelamat yang dimiliki kapal mewah ini. Titanic memiliki sekoci yang hanya dapat menampung 1.200 orang, padahal kapal ini berisi 2.200 penumpang dan awak kapal. 6.Teropong Terkunci Teropong yang digunakan untuk melihat keadaan sekitar pada malam kapal ini menabrak, terkunci di lemari kapal. Dan, kuncinya dipegang oleh David Blair, seorang perwira yang mengikuti awak kapal sejak pelayaran di Southampton. Beberapa sejarawan telah berspekulasi bahwa gunung es seharusnya dapat dilihat dengan menggunakan teropong tersebut dari jauh sehingga bahaya bisa dihindari 7.Jurumudi Salah Membelokkan Kapal Teori bahwa jurumudi salah membelokkan arah kapal dan menyebabkan tabrakan maut dengan gunung es juga menjadi perdebatan. Teori ini dibuat pada 2010 oleh Louise Patten, yang mendapat cerita dari kakeknya, seorang awak kapal yang selamat pada tragedi ini. Dia bersaksi bahwa setelah gunung es tersebut terlihat, kapten memerintahkan jurumudi membelokkan kapal ke kiri. Namun, disalahartikan dengan membelokkannya ke kanan. Hal ini terlambat disadari, dan kapal terlanjur menabrak gunung es tersebut. 8.Kurangnya Kemampuan Manuver Kapal Tepat sebelum tabrakan terjadi, petugas kapal William Murdoch memerintahkan ruang mesin untuk membalik dorongan mesin kapal, menyebabkan baling-baling kiri dan kanan berputar ke belakang. Namun, hal ini justru mengurangi kemampuan manuver kapal sehingga tidak dapat berputar menghindari gunung es. 9.Paku Penyambung Kapal Terlalu Lemah Tim investigasi yang meneliti Belfast, tempat pembuatan Titanic, menemukan bahwa pelat baja untuk bagian buritan dan haluan dipasang menggunakan paku yang kurang baik kualitasnya. Paku ini akan mudah pecah apabila terjadi tabrakan, menyebabkan kapal tenggelam lebih cepat. (ozc/bh) |