Abis pumping coy...heheheee
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: Agus <agus_diana76@yahoo.co.id>
Sender: pelaut@yahoogroups.com
Date: Thu, 4 Apr 2013 22:19:12
To: pelaut@yahoogroups.com<pelaut@yahoogroups.com>
Reply-To: pelaut@yahoogroups.com
Subject: Re: [pelaut] MLC2006 part 1
Home » Regional
Kapten Kapal Dikabarkan Tewas Ditikam di Malaysia
Penulis: Kontributor Makassar, Hendra Cipto
Rabu, 3 April 2013 | 15:59 PM
MAKASSAR, KOMPAS.com - Seorang kapten kapal, Muh Sahrul Karim (29) dikabarkan tewas ditikam di Kota Bintulu, Malaysia, Jumat (29/03/2013) dini hari waktu setempat. Untuk memulangkan jenazah, keluarga korban akhirnya berangkat ke Jakarta untuk menemui anggota DPR RI pada Rabu (3/4/2013).
Keluarga korban yang bermukim di kompleks Ruko Sultan Residence No II, Jl Sultan Alauddin II, Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Makassar berkumpul dan membahas upaya pemulangan jenazah Syahrul dari negeri jiran Malaysia. Mereka berkemas-kemas berangkat ke Jakarta untuk meminta bantuan DPR RI untuk pemulangan jenazah Syahrul dari Malaysia ke kampung halaman di Makassar, Indonesia.
Kakak korban, Yani yang ditemui di rumah duka mengaku dapat kabar adiknya tewas ditikam dari salah seorang rekan kerjanya di perusahaan Kapal EA Techniq, Jumat (29/03/2013) pagi. Ia menerima laporan bahwa motif pembunuhan adiknya yang merupakan lulusan Akademi Maritim Indonesia (AMI) Veteran masih simpang siur.
"Menurut informasi yang kami peroleh, saat itu adik saya bersama beberapa rekannya berada di dalam salah satu tempat hiburan malam di wilayah pesisir, Kota Bintulu, Malaysia. Katanya Syahrul meninggal karena kehabisan darah akibat ditikam dengan menggunakan benda tajam. Di lokasi kejadian ditemukan sebuah kain panjang berbentuk sabuk, diduga alat yang digunakan pelaku menjerat leher adik saya," ungkap Yani.
Adik korban, Akbar menambahkan dalam peristiwa itu, dua rekan kakaknya juga mengalami luka parah akibat penikaman itu. "Saya diberi kabar, dugaan dari rekan kakak, pelaku juga merupakan warga Indonesia yang telah lama menetap di Malaysia," tandasnya.
Sejauh ini, pihak keluarga sudah melakukan upaya untuk pemulangan jenazah korban, namun masih kesulitan. Ibunda Syahrul, Hj Kamra mengaku sudah menghubungi perusahaan tempat Syahrul bekerja dan konsulat di Malaysia untuk pemulangan jenazah.
"Kami sudah hubungi perusahaan anakku tempat bekerja dan pihak konsulat Indonesia di Malaysia," bebernya.
Sent from my IiPhone5
On 4 Apr 2013, at 04:26, "bbudiman" <bbudiman@hotmail.com> wrote:
> Entah sampai part berapa ogut akan sharing.
> Soalnya sama sama juga lagi belajar.
>
> Tahunya saat ini MLC itu = Maritime Labour Convention.
> Kenapa diterjemahin Google artinya sama saja ya ? Malah kalau ke Bhs Melayu jadinya = Konvensyen Maritim Buruh atau bagusnya jadi Konvensyen Buruh Maritim.
> Hebat ya Bhs Indonesia sdh sama dgn Bhs Inggris.
>
> To the point saja ah:
>
> Dalam aturan ini, Crewing / Manning Agent disebut sebagai RPS alias Recruitment and Placement Service.
>
> Karena Indonesia belum meratifikasi maka RPS diaudit oleh Owners atau Biro Klasifikasi (Anggauta IACS. Jadi BKI kita nggak laku krn blm anggauta)
>
> RPS hrs meyakinkan bahwa:
> 1. Tidak merekrut Pelaut dibawah usia 16 tahun.
> 2. Tidak memungut uang/biaya dari Pelaut.
> 3. Kalau ada biaya, harus jelas biaya tersebut berapa dan untuk apa.
> 4. Pelaut hrs siap dgn Paspor, Buku Pelaut, Ijazah CoC dan CoP yang diperlukan
>
> bersambung..........
>
>
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (3) |
2. ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE.
No comments:
Post a Comment