Rusun Milik Lurah Warakas di Marunda Disewakan ke Pelaut Posted: 06 May 2013 05:12 AM PDT Rusun Milik Lurah Warakas di Marunda Disewakan ke Pelaut Nama Mulyadi, Lurah Warakas, Jakarta Utara, mencuat lantaran menolak kebijakan lelang jabatan ala Jokowi-Ahok. Namun, di tengah kontroversi itu, Mulyadi diketahui memiliki sebuah unit rumah susun di Rusun Marunda. Penelusuran Liputan6.com, Senin (6/5/2013), ditemukan satu unit rumah susun atas nama Mulyadi. Rumah itu berada di lantai satu, 1.20 Blok Pari, Klaster A Marunda. Namun, 1 unit rusun dikontrakan atas nama Suhargiantio. Suhargiantio diketahui berprofesi sebagai pelayar, tinggal di Rusun tersebut bersama kaptennya. Suhargiantio kini tengah melanjutkan kuliahnya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran yang terletak tak jauh dari rusun. Dalam kontraknya, Suhargiantio menyewa rusun milik Lurah Warakas berdurasi satu tahun. Hanya sampai pria 47 tahun ini menyelesaikan kuliahnya di STIP bersama kaptennya. Di dalam rumah susun itu terdapat ruang tamu yang berisi dua buah sofa kecil dan meja yang berada di sebelah kiri pintu masuk. Selain itu terdapat juga sebuah televisi serta kulkas yang berada di depannya dengan tembok berwarna putih. Kemudian terdapat dua buah kamar tidur, satu buah kamar mandi, dan ada satu tempat seperti balkon kecil tempat untuk menjemur pakaian yang terletak di pojok kanan ruangan. Menurut Ratna (44), istri Suhargiantio, menyatakan suaminya menyewa rumah susun ini bersama kaptennya sejak bulan Agustus 2012. "Saya tidak tahu biaya sewanya berapa, ini kan pertahun dibayarnya. Sebulannya Rp 1,2 juta," kata ibu tiga orang anak ini. Suhargiantio sebenarnya tinggal bersama istri dan ke tiga orang anaknya di Perumahan Setneg, Tanggerang. Suhargiantio pulang ke rumahnya yang berada di Tanggerang sekitar seminggu sekali. Saat ini, Ratna sedang berada di rusun itu karena anak bungsunya sedang libur sekolah, makanya mereka main untuk menemui ayahnya. Menurut Ratna, dia tidak mengetahui sama sekali jika rusun yang disewa oleh suaminya merupakan unit rusun milik Mulyadi, Lurah Warakas yang ramai dibincangkan saat ini. "Saya tidak tahu. Tiba-tiba rame Lurah Warakas di sini, tahunya yang lagi rame rusun suami saya," jelasnya. Selain itu Ratna juga tidak mengetahui kepada siapa suaminya itu membayar uang sewa untuk unit rusun yang berada di paling pojok lantai satu Blok Pari ini. "Sudah dibayar lunas setahun oleh suami saya. Mungkin bayarnya langsung ke Mulyadi," tambahnya. Ratna menuturkan, saat suaminya pindah, ia hanya membawa pakaian saja. Karena di rusun ini sudah disediakan televisi 24 inch, sofa, dan meja yang berada di ruang tamu, kasur, serta lemari plastik yang berada di kamar. "AC juga dapat. Dapatnya satu. Lalu dibagi dua, kan ada dua kamar," ujarnya. Unit rusun atas nama Mulyadi yang berada di lantai satu itu mempunyai harga sewa per unit sebesar Rp 371.000 per bulan, dan telah mendapat subsidi sebesar 75 persen. Namun, rusun itu disewakan oleh Mulyadi sebesar Rp 1,2 juta per bulan. Dalam perjanjian sewa dengan UPT Rumah Susun, Mulyadi menggunakan alamat Jalan Semper Plumpang, Rawa Badak Selatan, Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Alamat itu sama persis dengan alamat rumah yang ditempatinya sekarang |
Akhir Mei, Kapal Dharma Lautan Utama Beroperasi di Pelabuhan Pulau Raas Posted: 06 May 2013 05:11 AM PDT Akhir Mei, Kapal Dharma Lautan Utama Beroperasi di Pelabuhan Pulau Raas Bertujuan untuk membuka kawasan terisolir di kepulauan dan menjamin kebutuhan sembilan bahan pokok masyarakat. Pembangunan Pelabuhan Brakas, Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, sudah selesai. Sesuai hasil kesepakatan kontrak antara pemerintah dengan pemilik kapal Dharma Lautan Utama (DLU), akan beroperasi pada akhir bulan Mei 2013 ini. Rute operasi meliputi penyeberangan lintas panjang, yakni pulau Raas-Jangkar Situbondo, Raas-pelabuhan Gilimanuk, Kalianget, Raas- Sapudi, serta lintas pendek yaitu hanya dari pelabuhan Kalianget ke pulau Raas pulang pergi. Kepala Dinas dan Perhubungan (Dishub) Sumenep, Hery Koentjoro Pribadi mengatakan, secara teknis jadwal pembagian eksisting kapal DLU akan dibagi menjadi dua kali dari Kalianget dan dua kali dari Jangkar. Untuk yang ketiga kalinya dalam satu minggu khusus dari Jangkar pulang-pergi. "Untuk kepastian dioperasikannya kapal DLU dan bukan jenis kapal ASDV. Kami mendapatkan bocoran langsung dari Dinas Perhubungan Provinsi bahwa pihak operator kapal sudah siap hanya tinggal menunggu jadwal dan tarif kapal saja," katanya, Senin (6/5). Draft usulan mengenai jadwal dan tarif kapal DLU, kata Hery, pihaknya sudah mengajukan ke Dishub Provinsi Jawa Timur. "Kalau kapasitas daya tampung kapal itu akan disesuaikan dengan kapasitas kemampuan dermaga pulau Brakas yaitu 500 GT. Untuk angkutan penumpang 250 orang, dan mobil sebanyak 20 buah," terangnya. Pengembangan pelabuhan penyeberangan Brakas tersebut bertujuan untuk membuka kawasan terisolir di kepulauan dan menjamin kebutuhan sembilan bahan pokok masyarakat. Diharapkan, dibukanya pelabuhan itu nanti dapat mendorong pertumbungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kepulauan |
Hari Ini di 1937, Kapal Zeppelin Musnah Terbakar di New Jersey Posted: 06 May 2013 05:10 AM PDT Hari Ini di 1937, Kapal Zeppelin Musnah Terbakar di New Jersey Hari ini di 1937, tepat pukul 19:25 waktu setempat, kapal udara Zeppelin Jerman Hindenburg musnah terbakar dalam tempo beberapa menit saja ketika sedang mencoba berlabuh dengan tiang pengikat di Stasiun Angkatan Udara Lakehurst di New Jersey, Amerika Serikat. Dalam kejadian yang terkenal itu 35 jiwa tewas, dari keseluruhan 97 penumpang yang menaiki Hindenburg.
Kapal udara LZ-129 Hindenburg merupakan pesawat terbesar yang pernah dibangun pada saat itu. Pesawat itu dinamakan menurut Presiden Jerman Paul von Hindenburg sebagaimana kebiasaan untuk menamakan semua kapal udara Jerman dengan nama lelaki. Kapal udara LZ-129 Hindenburg menggunakan rancangan terkini dengan menggunakan aluminium, berukuran sepanjang 245 meter, diameter 41 meter, dan mengandung 211.890 meter persegi gas hidrogen dalam 16 kampit atau sel. Kapal udara LZ-129 Hindenburg mempunyai daya angkut 112 ton, mempunyai empat mesin diesel berkekuatan 1100 tenaga kuda dengan kecepatan 135 kilometer per jam. Hindenburg mampu membawa 72 orang (50 orang jika menyeberangi Samudra Atlantik) dengan 61 awak kapal.
Kapal udara LZ-129 Hindenburg mempunyai bentuk yang licin dan menarik. Untuk mempertahankan bentuk yang aerodinamis, bagian penumpang terletak di dalam kantong udara dan bukan di luar. Hindenburg dilapisi dengan kain kapas yang disapu dengan campuran varnis selulus dan aluminium. Hindenburg dibangun oleh Luftschiffbau Zeppelin pada tahun 1935 dengan nilai £500.000. Kapal udara ini terbang buat kali pertamanya pada Maret 1936 dan mencapai catatan menyeberangi Samudra Atlantik sebanyak dua kali dalam masa lima hari, 19 jam, 51 menit pada bulan Juli 1936. Hindenburg seharusnya diisi dengan gas helium tetapi embargo militer Amerika Serikat terhadap helium memaksa Jerman menggunakan gas hidrogen yang mudah terbakar sebagai gas pengapung.
Musibah Hindenburg ini mengubah segalanya. Kepercayaan publik hilang sepenuhnya apabila melihat gambaran televisi yang jelas dan mengejutkan serta diiringi dengan rekaman bunyi secara langsung. Disebabkan laporan yang begitu luas, pengangkutan Zeppelin terhenti. Peristiwa ini mengakhiri era kapal udara raksasa pembawa penumpang yang kaku. |
KEMENHUB Berikan Bantuan Kapal dan Bus Senilai Rp482 Miliar Posted: 06 May 2013 05:09 AM PDT KEMENHUB Berikan Bantuan Kapal dan Bus Senilai Rp482 Miliar Kementerian Perhubungan memberikan bantuan 121 unit bus kepada 68 pemerintah kabupaten dan kota serta 17 unit kapal penyeberangan untuk meningkatkan pelayanan angkutan perintis dan penyeberangan bagi masyarakat. Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan menyatakan pihaknya memberikan bantuan 121 bus pada sejumlah daerah yang membutuhkan angkutan perintis dan pemadu moda. "Mereka ajukan pada 2012 untuk kebutuhan [angkutan] sekolah, pemadu moda ke bandara dan akan kami berikan pada 2013 bila mereka efektif meningkatkan pelayanan angkutan umum," ujarnya di sela-sela acara Pemberian Penghargaan Wahana Tata Nugraha di Kementerian Perhubungan, Senin (6/5). Kementerian Perhubungan, imbuhnya, menggelontorkan anggaran 2012 sebesar Rp43 miliar untuk proyek pengadaan 121 bus itu. Dia menjelaskan 65 bus ukuran sedang akan digunakan untuk angkutan jalan perintis, 45 bus ukuran sedang untuk angkutan umum pelajar dan mahasiswa, 10 bus ukuran sedang untuk angkutan pemoda transportasi perkotaan dan 1 unit kendaraan sosialisasi keselamatan transportasi darat. Bus pemadu moda transportasi sebanyak 10 unit itu diberikan pada Perum Damri yang akan digunakan sebagai angkutan moda di Bandara Blimbing Sari, Banyuwangi, Bandara Sam Ratulangi, Manado dan Bandara Sentani Jayapura. Menurutnya, Kementerian Perhubungan juga memberikan bantuan 12 unit kapal untuk angkutan penyeberangan yang teridiri dari 11 kapal penyeberangan dan 1 kapal pembersih alur pada PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan Ferry (Persero) dan sejumlah daerah. Selain itu 5 unit kapal lainnya juga akan langsung diserahkan oleh Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub pada masing-masing daerah. Kemenhub menggelontorkan anggaran Rp439 miliar untuk mendatangkan 17 unit kapal penyeberangan itu. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Soeroyo Alimoeso juga menjelaskan pihaknya juga memberikan penghargaan Wahana Tata Nugraha pada sejumlah Kabupaten dan Kota untuk menilai kinerja penyelenggaraan transportasi perkotaan. Dia menjelaskan Kemenhub juga memberikan penghargaan pada perusahaan angkutan umum antar kota (AKAP), penghargaan pengabdian seumur hidup di bidang angkutan jalan dan penghargaan perusahaan penyedia jasa angkutan penyeberangan terbaik. Kemenhub memberikan penghargaan kepada tiga perusahaan penyedia jasa angkutan penyeberangan terbaik yakni PT Dharma Lautan Utama, PT Jemla Ferry dan PT Windu Karsa. |
Giliran Kapal Dibidik Konversi BBM ke BBG Posted: 06 May 2013 05:08 AM PDT Giliran Kapal Dibidik Konversi BBM ke BBG Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi program pemerintah untuk konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) bagi kapal operasi migas dan kapal laut nonperintis akan menghasilkan penghematan besar.
"Bayangkan kalau dia bisa pakai Liquified Natural Gas (LNG) atau Compressed natural gas (CNG), penghematannya cukup besar," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementrian ESDM Edy Hermantoro kepada wartawan di Hotel Gran Melia, Jakarta, Senin (6/5/2013).
Edy menambahkan, penghematan konversi BBM ke BBG kapal lebih besar dibanding penghematan konversi mobil kendaraan pribadi atau transportasi. "Jauh, karena kapal itu sekali isi bisa 4.000-5.000 liter," jelasnya.
Kendati demikian, Edy mengungkapkan besaran penghematan konversi BBM ke BBG untuk kapal, belum dapat dihitung secara rinci. "Saat ini belum dapat hitungan detail, namun bisa jauh lebih hemat," tukas dia.
Selain kapal operasi migas dan penumpang, sebelumnya pemerintah bekerja sama dengan Shell juga menjajaki penggunaan bahan bakar gas untuk kapal laut perintis yang masih menggunakan BBM subsidi jenis solar. Pada 2012 lalu, pemerintah telah terlebih dahulu membagikan 52 converter kit bagi angkutan sungai di Kalimantan |
Harus Dibongkar, Kapal Cheng Ho di Semarang Posted: 06 May 2013 04:57 AM PDT Harus Dibongkar, Kapal Cheng Ho di Semarang Penataan drainase di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengharuskan pihak pengelola kapal di depan kelenteng Tay Kak Sie untuk membongkar bangunan replika kapal Cheng Ho yang berdiri kokoh di tepi Kali Semarang. Selama ini, kapal Ceng Ho dibangun sejak 2005 dan menghabiskan dana swadaya masyarakat Rp 1,5 miliar. Ketua Panitia Khusus Rancangan Perda Penanganan Drainase Kota Semarang, Agung Budi Margono, Senin (6/5/2013), menyebutkan, daerah aliran sungai maupun alur sungai harus bersih dan bebas dari bangunan apa pun apabila menghendaki Kota Semarang bagian utara bebas banjir hujan maupun banjir rob. "Drainase saluran dan sungai di Kota Semarang sudah parah kerusakannya. Di samping itu, sampah menumpuk di alur sungai di mana-mana," kata Agung B Margono di Semarang, Jawa Tengah. Agung BM juga menyatakan, upaya penanganan banjir harus dimulai dari pembersihan seluruh sungai dari kendala penghambat arus aliran air. Baik dari kendala bangunan liar, bangunan yang menganggu arus sungai, maupun dari sampah dan sedimentasi dasar sungai. Replika kapal Cheng Ho dibangun atas prakarsa warga awalnya sebagai penanda perayaan 600 tahun pendaratan Laksamana Cheng Ho di Semarang. Kapal itu dibuat dari dasar bangunan tembok dengan konstruksi bangunan kayu bingkarai dan baja. Kapal permanen tersebut memiliki panjang 41 meter, lebar 12 meter, dan tinggi badan kapal 3 meter. Untuk mengembangkan layar, dibuat penyangga dari besi. Selama ini, kapal ini melengkapi tujuan wisata bagi para turis domestik dan turis Asia yang berkunjung ke kawasan Pecinan di Kota Semarang, dengan destinasi Kelenteng Tay Kak Sie. Kapal didesain dan dibangun agar mampu bertahan hingga 10 tahun. |
Jangkar kapal bersejarah diselamatkan Posted: 06 May 2013 04:57 AM PDT Jangkar kapal bersejarah diselamatkan Renovasi jangkar tua ini untuk menghormati awak kapal Birger asal Finlandia yang karam 115 tahun silam. Jangkar kapal Finlandia yang karam di perairan Redcar, Inggris, 115 tahun silam, telah diangkat dan direnovasi total serta kemudian akan dipamerkan. Kapal asal Finlandia yang bernama "Birger" tenggelam di perairan Redcar pada bulan Oktober 1898 Perbaikan kembali jangkar berukuran besar itu memakan biaya sekitar £30 juta (Rp454 miliar). Proyek ini dikerjakan oleh Dewan kota Redcar dan Cleveland dibantu oleh Badan Lingkungan Hidup setempat. Warisan sejarah Saat ini proses renovasi hampir rampung, yang diharapkan nanti masyarakat dapat langsung menyaksikan jangkar yang ikut mewarnai sejarah perjalanan kota di pinggir pantai itu. Anggota Dewan kota Redcar yang membidangi budaya dan pariwisata, Olwyn Peters, mengatakan keberadaan jangkar tua kapal Birger merupakan "warisan sejarah penting perjalanan kota Redcar". Dia juga menyatakan, renovasi jangkar tua ini "untuk menghormati semua pelaut yang meninggal di wilayah pantai kami, termasuk 13 orang yang tewas dari 15 awak kapal Birger."
|
Tiga TKI Dibunuh Satu per Satu di Kapal Posted: 06 May 2013 04:55 AM PDT Tiga TKI Dibunuh Satu per Satu di Kapal Informasi yang didapat Tribun Jambi (Tribunnews.com Network) dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Mayjend HA Thalib Sungaipenuh, SJ tiba di rumah sakit sekitar pukul 22.25 WIB, Sabtu (4/5/2013). Keterangan petugas jaga di rumah sakit, SJ datang ke rumah sakit didampingi beberapa anggota keluarga. Dari hasil pemeriksaan awal, SJ mengalami pemerkosaan. "Kelihatannya memang habis diperkosa, katanya korban baru pulang dari Malaysia," jelasnya. Suasana duka masih terlihat jelas saat Tribun sampai di ruangan perawatan kebidanan RSU Mayjend HA Thalib Sungaipenuh, Sabtu pukul 23.00 WIB. Meski terlihat lebih ramai ketimbang malam sebelumnya, aura kesedihan terpancar dari wajah puluhan pengunjung yang datang silih berganti. Tidak sedikit mereka yang meneteskan air mata, karena tidak kuasa menahan kesedihan. Di salah satu ruangan, perempuan paruh baya terbaring tak berdaya di ranjang perawatan. Kendati tidak nampak ada luka di tubuhnya, perempuan malang mengalami trauma yang sangat berat. Dia jarang sekali menggerakkan tubuh, dan hanya diam terbaring di ranjang. Ia juga enggan berbicara, dan selalu menangis. Di tangan kanannya, terpasang selang infus, yang dipasang oleh perawat rumah sakit, karena kondisi SJ yang melemah. Setelah mendapatkan informasi dari warga yang datang berkunjung, wanita yang sedang mendapatkan perawatan adalah SJ (35). SJ mengaku menjadi korban pemerkosaan, saat dalam perjalanan pulang ke Indonesia dari Malaysia. Tidak hanya mengalami pelecehan seksual, pria yang selama ini menjadi tempat sandaran hidupnya, MD (35), juga dihabisi pelaku dengan cara yang sangat sadis. Dari pengakuan SJ, peristiwa tragis berawal dari niat SJ dan suaminya, MD, untuk pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Kerinci, Desa Sungai Abu, Kecamatan Air Hangat Timur, setelah beberapa tahun mengadu nasib di Malaysia. Keinginan untuk pulang kampung, karena pasangan suami istri yang merantau ke Malaysia sejak 2006, ingin melihat anaknya di Kerinci yang sudah menikah. Namun, perjalanan pulang kampung malah menjadi petaka bagi mereka. "Kami ke Malaysia sejak 2006, dan bekerja di perkebunan karet. Saat berangkat, saya dan suami menggunakan paspor wisata," ujar SJ, ketika ditanya polisi yang datang ke rumah sakit. SJ mengaku sempat pulang pada 2010, dan berangkat lagi setelah tiga bulan di Kerinci. Saat pulang ke Kerinci, SJ dan MD juga ditemani warga lainnya, yang sama-sama merantau ke Malaysia. Kedua orang tersebut adalah NZ (35) dan SP (20). Untuk merealisasikan rencana pulang kampung, keempat warga Desa Sungai Abu menghubungi seorang tekong bernama DS. Tekong ini juga satu kampung dengan mereka di Kerinci. Setelah menyelesaikan semua urusan administrasi, hari yang sudah ditunggu-tunggu pun datang, tepatnya pada Kamis (2/5/2013). Keempat korban yakni MD, SJ, NZ, dan SP, dibawa oleh DS menggunakan bus ke Terminal Johor Baru. Pria Misterius Setelah sampai di Terminal Johor Baru, datang seorang pria tidak dikenal, menjemput mereka dengan mobil sedan. Rombongan pun langsung naik mobil tersebut, kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Sampai di salah satu lokasi (kebun sawit), sopir beserta empat korban dan tekong, berhenti dan lantas memasuki areal perkebunan. Tidak lama melintasi perkebunan, mereka bertemu seorang pria yang tidak dikenal. Rupanya, pria yang menunggu mereka di dalam hutan, adalah pemilik kapal yang akan menyeberangkan korban dari Malaysia, menuju Tanjung Balai Karimun. Setelah pertemuan, DS dan sopir sedan kembali ke mobil. Pria tidak dikenal lantas bertanya, apakah korban bisa berenang atau tidak? Keempat korban menjawab mereka tidak bisa berenang. Karena tidak bisa berenang, pria itu mengatakan korban harus dibawa satu per satu, karena kapal tidak bisa merapat ke pantai. Setelah sepakat diantar ke kapal satu per satu, handphone korban dikumpulkan lebih dulu, sementara barang-barang berharga mereka bawa masing-masing. Korban yang pertama dibawa adalah SP. Ketiga korban yang tinggal di kebun sawit, sebenarnya sempat mendengar suara teriakan SP minta tolong, namun korban tidak merasa curiga, lantaran menduga pria yang masih bujangan, berteriak karena tidak bisa berenang. Setelah 30 menit, pria tersebut kembali menemui korban, dan membawa MD. Dari pengakuan SJ, saat itu suaminya membawa uang sebanyak Rp 8 juta, serta sejumlah barang lain. Sama halnya dengan SP, MD juga sempat berteriak minta tolong dan terdengar oleh SJ dan NZ, yang masih tinggal di kebun sawit. Namun, lagi-lagi mereka tidak curiga, karena menduga MD berteriak minta tolong ke pria, karena tidak bisa berenang. Usai menjemput MD, pelaku kembali datang dan membawa NZ ke kapal. Suara NZ juga didengar oleh SJ minta tolong. Tak lama, pria tersebut datang ke tempat SJ, yang hanya tinggal sendiri di kebun sawit. Bukannya membawa SJ ke kapal, pelaku malah memerkosa SJ, dengan mengancam akan membunuhnya jika berani melawan. Sebelum diperkosa, pelaku sempat meletakkan parangnya di leher SJ. Tidak kuasa melawan, SJ hanya bisa pasrah. Usai memerkosa SJ, pelaku mengatakan suami SJ dan dua rekan lainnya sudah mati. Jika tidak mau mengalami nasib sama, pelaku minta SJ mengikuti semua permintaannya. Mendengar perkataan tersebut, SJ semakin ketakutan dan sedih memikirkan kondisi suaminya. Karena tidak punya pilihan, SJ akhirnya ikut bersama pelaku ke kapal. Saat sampai di pantai, SJ sangat terkejut melihat suami dan dua temannya sudah terbaring bersimbah darah. Leher mereka nyaris putus, dan bagian belakang kepala mereka terluka parah. Saat itu, pelaku minta SJ mencium jenazah suaminya untuk yang terakhir kali, karena mereka akan segera menyeberang ke Tanjung Balai. Setelah SJ mencium suaminya, pelaku lantas mengikat kaki MD dan SP ke kapal, sementara mayat NZ dibiarkan begitu saja di pantai. Kapal pun segera berangkat. Jenazah MD serta SP ikut terseret ke lautan. Sampai di tengah laut, pelaku lantas memotong tali yang mengikat kaki MD dan SP, sehingga mayat mereka hanyut dibawa arus laut. |